SENYUM MUH. RAIN

SENYUM MUH. RAIN
Senyum Muh. Rain

POETRY JAM VERSI MUHRAIN

(Berbalas Puisi yang Ditag Oleh Sahabat Sastra Maya Kata)

*Menilik banyaknya putaran tag puisi yang dikirim sejawat kata di dunia maya (facebook), Muhrain memadukan model komen dengan langsung berbalas puisi (POETRY JAM), tak lain sebab sesungguhnya penyajak (penulis sajak) tentu menyukai komen berbentuk puisi balasan atas kirimannya sendiri, tentu pilihan ini bisa dicermati oleh pelaku sastra lainnya. Selamat menikmati. Terhatur rasa terima kasih dan salam santun dari Muhrain buat serata Sahabat sastra, baik yang sudah mengirim Sajaknya dan sudah dikomen (dibalas puisi pula) juga buat yang belum, mohon bersabar ya.. akan coba terus meminang silaturrahmi puisi bersama kalian. Salam Sastra dari Aceh.

PUISI 1

MERAPI DAN SAJAK CINTA YANG TAK SEMPAT KUKIRIM

Oleh Lamhot Susanti Saragih

(Ditag kepada Muhrain pada 08 Desember 2010 jam 11:30)

Ah, mungkin kau lelah membaca sajakku yang entah

seperti kita yang bosan mendengar televisi kerap mengabarkan duka

si mbah bilang merapi terlalu purba menyimpan amuk

wajar sejak kemarin terserang batuk berkepanjangan.

sudah berkalikali kukatakan,

jangan minta macammacam, salah paham tak lepas dari kemungkinan

mustahil bukan memindahkan salju dari negeri empat musim?

tapi kau malah merajuk, bergulingguling serupa anak kecil tak diberi jajan.

Lalu sekarang, kau mau menyalahkan siapa

salju yang berderai ternyata tak sesejuk angan, malah menghanguskan segala

sapi, kambing, juga pohon asam di belakang rumah.

:langit menjelma arang.

Sudah, usah terpekur dalam sesal yang entah,

kapan saja getir bisa pecah di dada

Kemarilah, kita bacakan sajak cinta yang tak sempat kukirimkan

padamu karena sibuk menyelamatkan mimpii yang belum selesai disulam

di depan tenda pengungsian dengan mimik yang kita pinjam dari anggota srimulat

biar tataptatap kosong itu sedikit tersenyum

walau besok mesti menangis lagi saat televisi memberi aba-aba

Izrail sudah dekat.

KETIKA MERAPI KETIKA MENCARI CINTA

(Poetry Jam Muhrain Membalas Kiriman Lamhot Susanti Saragih)

dada tersesaki debu-debu peradaban

Merapi memuntahkan relung sepinya

lihatlah alam menyambutnya dengan pesta pora luka

tertutup alam tertutup

berbentangan 15 Mil bahkan menyeberangi Samudera Asia

ia kabarkan keperkasaan tuhan pemiliknya

memandang jauh tapi ia akan sampai jua

pada ketukan pintu-pintu hati peradaban

akankah begitu resahnya sepi?

bagai Merapi menyembulkan api cintanya pada dunia

akan sejauh itukah rindu itu menata waktu tak bisa lagi

kita berbenturan dengan kejumpuan abad ini

menadah dosa sesuka laku

lalu tanggung jawab pikulkah bersama?

aku bertanya pada rumput yang bergoyang kata Ebiet

noda dan dosa milik kita

sebab telah biarkan penggeruk garuk keduniaan

mereka memang bukan kita t

etapi kita adalah bagian dari mereka

bencana mendatangkan penyadaran

harusnya melahirkan pula kesucian

tetapi penderitaan para pengungsi belum lagi redup

kerja belum lagi lunas ditunaikan

kemanusiaan belum benar-benar tercermin

dari geriap laku anak negeri

sia-sia tuhan memberi tanda semoga tidak kita rentangkan dada

sepenuh ikhlas merenangi lautan dosa

jangan lagi sudah cukup lunaskan segala siksa

pertaubatan harus segera digelar

dari kursi-kursi yang tersusun di istana

sampai ke tikar-tikar lusuh pengungsi

harus berani kita berhenti melupakan ego dan rasa bersalah

bersatu menerapkan lagi ukhuwah dan rasa kebersamaan

jalan negeri masih berliku, bercabang dan belum tenang

mari membangun keindahan dalam saling rasa

tak lagi kita dilepuh lahar nafsu Merapi a

lirkan ke laut segala sesal demi generasi selanjutnya

pembangunan harus terus jalan

sebagai tanggung jawab sesama insan negeri

sebagai Indonesia yang bermartabat di dunia

harus kita pikul sama dengan bekerja

bekerja dan membawa hasil tanpa merasa paling benar

paling berkuasa mengatur dan lepas tanggung jawab

kita adalah Indonesia

di hati kita melulu harus MERDEKA.

Aceh-Indonesia, 9 Desember 2010.

PUISI 2

PELAYAR PATAH HATI

Oleh: Malika Hasan

(Ditag Kepada Muhrain Pada 09 Desember 2010 jam 6:35)

: adm

Pada purnama kesekian laut kutangisi

Berlayar tanpa bendera melaju sepenuh birahi

Terkurung mendung patah kemudi

Tiang kapal melilit serasa kubuahi

Tuan,

Bukannya aku tak sudi berlayar pulang

Rindupun sudah terbayang istri di pangkuan

Bermimpi kulumat dia dalam pelukan

Tapi aku dengar diam-diam dia bermain api

Menelikung janji menorehkan pedih dihati

Dengan lelaki tegap yg mampu bercinta berkali-kali

Tuan,

Aku ingin mati bersama kapal ini....*

The true story, 8 Desember 2010

SAMPAI DARATAN

(Poetry Jam Muhrain Membalas Kiriman Malika Hasan)

Engkau harus sampai pada daratan

melabuhkan debar tak pada karang

menggores pasir putih cinta

penuh hamparan ridha dan berjiwa

Engkau tak boleh surut berjuang

tak boleh dililit ombak pejalin

deru lelah usah mencemari niatan

berjuang sampai daratan

menjadi selamat menuju sukma cinta

Ya.. engkau harus terus tersenyum

menolak keadaan yang membelenggu dengan berubah

menegaskan kesejatian cinta dengan setia

: harus.

Aceh-Indonesia, 9 Desember 2010.

PUISI 3

Surat Cinta di Rumah Cahaya ~ Puisi Ardi Nugroho (untuk Poetry Jam : Berbalas Puisi)

Oleh Ardi Nugroho

(Ditag Kepada Muhrain Pada 08 Desember 2010 jam 21:06)

Surat Cinta di Rumah Cahaya

sekian lama ia rasakan kasih yang pucat pasi,

bagai temali kusut menjerat semua impian semu yang membasi,

lidahnya membatu menjilati rasa getirnya waktu,

yang terus berlalu dan terlalui dengan obsesi berharakiri.

jika bukan karena sebagian nafasmu ada di dadanya,

dan jika bukan karena ada bagian ragamu terbuat dari tulang rusuknya,

barangkali sudah terputus gelang nadinya,

tersabet pedangnya padu padan nada amarah jiwamu dan jiwanya.

mendengar hiruk pikuk tawa canda anak bajang di jalan raya,

sayap malaikat menerbangkannya hijrah menuju rumah cahaya,

lalu disana wajah bajangnya tersirami air ketuban dari rahim ibu susunya,

dan rimbun ilalang di halaman belakang menegakkan tubuhnya menyentuh garis cakrawala.

suratnya yang tertulis dengan tinta airmata surga,

bercerita tentang cinta yang berjemari lentik,

yang mampu merobohkan dinding kelabu yang beku dan membiru,

membangun ruang tak bersekat, beratap langit, berperabot air, angin dan api.

sekian lama ia rasakan kasih yang pucat pasi,

bagai temali kusut menjerat semua impian semu yang membasi,

kini bagaikan taman di bukit bertelaga penuh bunga dan buah,

dengan ikan, burung dan kupukupu bebas tersenyum, menari dan bernyanyi.

--------------------------------------

Sidoarjo, malam tahun baru

1 Muharrom 1432H



Puisi ini merupakan silaturahmi dari puisi-puisi dari Bapak/Ibu:

Nugroho, Suksmanto, Heru Emka, Dimas Arika Mihardja, Cunong Nunuk Suraja, Ruth Mey Nila, Handoko F. Zainsam, MuhRain, Pratiwi Setyaningrum, Dinding Syair.

DI RUMAH CAHAYA MENUJU HIJRAH

(Poetry Jam Muhrain Membalas Kiriman Ardi Nugroho)

dendangkan lagi keadaan dengan ukhuwah

menempuh hijrah penuh petuah

di batang-batang lilin alam menyala

roda-roda waktu tak boleh lagi belenggu

di rumah cahaya alam membawamu, aku dan mereka

penyucian jernih menatap berkaca diri

berjalan kita tak boleh lagi tersuruk sepi iman

menancapkan kemuliaan di segala pori

datanglah ilham syukur dan kasih sayang

menenangkan gemuruh luka dosa

berhamba kita pada keilahian

bercinta di rumah cahaya

hijrah dalam ukhuwah

membongkar beku peradaban

berdasar amalan jiwa akan selamat

dendang cinta sepanjang masa.

Aceh-Indonesia, 9 Desember 2010.

PUISI 4

MENANTI PASANG

Oleh Rochyana Rohadi

(Ditag Kepada Muhrain Pada 09 Desember 2010 jam 4:44)

Angin bertiup kencang

Aku tak bergeming menanti pasang

Ku harap ia melempar kenang

yang tersangkut di runcing karang

yang terselip di bongkah pejal batuan

yang terserak di antara ribuan ikan

yang terseret diayun plankton

yang di mana pun ia bersemayam

datanglah…

Di dermaga ini aku menunggu

sepenuh kasih

sepenuh rindu

datanglah…

karena cintaku tak pernah berpaling

walau sesaat

meski sekejap

datanglah…

dekap aku kuat-kuat

agar jiwaku menjadi hangat

LABUHKAN DERU HARU: Rindu Menepilah

(Poetry Jam Muhrain Membalas Kiriman Rochyana Rohadi)

bawa pergi gelisah melulu gundah

angin dan pelayaranku tak lagi tersangkut resah

tibakan lagi aku pada lapang pantai

berpasir putih bagi basmalah aku berserah

menerima hadapan tanpa curiga

berjodoh kesunyian menderaku ke ujung pulaumu

mata bayang dirimu ku ayuh

dari berpuluh puisi biarlah keadaan tak lagi belenggu

datanglah untuk kebahagiaan

pulanglah ke rumah sajak

unggun api hangat berjalin rupamu

kekasih memadu cinta reguk bersama

: ikhlas menuju bahagia.

Aceh-Indonesia, 9 Desember 2010.

PUISI 5

BULAN JATUH DI ATAS CAWAN

Oleh Zulkarnain Siregars

(Ditag Kepada Muhrain Pada 07 Desember 2010 jam 22:16)

bayang-bayang bulan jatuh

di atas cawan kristal, tenggelam

entah mengapa lalu ada malam

malam bertengger di pucuk tiang

lentera sambil geliat tubuh memuja

muja liku lekuk paras merona warna

bening sisa hujan yang menetes

dari dahan flamboyant di sepanjang

jalan kota saat siang tak sempat

hampiri petang mengulang

waktu untuk berdiang

walau setengah gulita

malam tetap mengintip

raut luka dari sisir jendela

kamar-kamar tempat bayang

bayang bulan jatuh di atas cawan kristal

dingin pun mulai menjalar

di sepanjang trotoar

ada percik lembayung

menggurat bibir cawan

dalam gelut bulan bugil

sunyi kerut gemintang

yang hilang menjalang

di telan gulita malam

kini

tinggal sepercik awan

jatuh dalam sebaris hujan

penuhi cawan

MEMANDU BULAN KE DALAM CAWAN

(Poetry Jam Muhrain Membalas Kiriman Zulkarnain Siregars)

Malam bersijingkat memadu bulan dalam penjuru

bias aroma dinginnya waktu

dalam cawan dahaga rindu meramu diri

bulan merendah di bawah angin

sepi dan terlunta mencari bayang

kekasihnya pohonan, semak dan kekosongan

semakin memucatkan wajahnya

malam menggoda terus bulan

debar yang sangsai mencitrakan bulan

sebagai pelana dari tarikan buru nafas

nafsu ranjang tak lagi jaga

bulan berpeluh dera malam mendampingi

di puncak Dini, Hari menyelimuti

antarkan sepi kembali.

Aceh-Indonesia, 8 Desember 2010.

PUISI 6

POETRY-JAM: SEPASANG MATA ITU

(Ditag Kepada Muhrain Pada 08 Desember 2010 jam 20:07)

Oleh: Dimas Arika Mihardja

Mumbang mengirimkan pralambang dalaam puisi "Sepasang Mata Coklat"

antara lain menulis:

bertahanlah walau hanya sebentar

kemudian bertanya kepada Tuhan

kapan luka akan dilipat seperti kertas

dibikin perahu lalu di hanyutkan bersama mata angin

biar terlepas liar sesuka hati

sepasang mata itu, kumbang

mengincar keindahan kelopak bunga

yang terkoyak oleh ganas cuaca sepanjang musim bercinta

lidahnya menjilati manisnya sepi

menemu duri di dalam hati:

bertahanlah walah hanya sebentar!

kelak, di sepasang mata yang menatap itu

luruh kelopak demi kelopak bunga

lalu jemarimu gemetar menulis puisi

sembari terus bertanya:

"kapan luka akan kaulipat seperti kertas?"

Tuanku, aku ingin menjadi perahu

pelan tapi pasti berlabuh dalam rengkuh

Tanganmu yang kukuh

bengkel puisi swadaya mandiri jambi, 2010

MATA KATAKU TAK MENDUA CINTA

(Poetry Jam Muhrain Membalas Kiriman Dimas Arika Mihardja)

debar alis mata kataku di kedua waktu

pagi siangku mendapati kesenyapan demi kesenyapan

tak bisa mencumbui hening

mata memburai rasa meneteskan kepedihan

lusuh perjalanan lihatan

dari rumah sajak cinta kata

kuberjejak mencari kerindangan bait makna

serupakan aku dengan kitab masa

lembar-lembarnya tak akan berdebu di ingatan

kenakan kacamata senja

langit menguning alam menua

tetapi percayalah

ini rindu kerap memandang debar dadamu

cinta kupandangi dari huruf-huruf tanpa janji

nyanyikan bejana asmara dua kekalutan

kau-aku hadir untuk pandangan makhluk semestinya

menyemaikan benih cinta sepanjang usia kata

berpenuhan harum bunga-bunga

di taman di kesunyian yang tak lagi mempesiang

aku menatapmu di rimbun haru

percayalah bagai daun kepada batang

kelak semesta merbak warna dapat tumbuh akar

percaya kita adalah kejujuran

berikatan ijab kabul surga dunia

menuju keabadian rasa bermanusia

mata kataku tak mendua

hanya untuk cinta.

Aceh-Indonesia, 9 Desember 2010.

POETRY JAM HERU EMKA, DIMAS ARIKA MIHARDJA DAN MUH. RAIN (Apresiasi Maya Membalas Puisi)

POETRY JAM HERU EMKA, DIMAS ARIKA MIHARDJA DAN MUH. RAIN (Apresiasi Maya Membalas Puisi)


HERU EMKA DAN AWAL IDE KREATIF POETRY JAM



Sahabat terkasih, aku tak saja mendambakan Facebook bisa
menjadi media sastra dan budaya bagi kita semua, namun juga semakin
melempangkan jalan persahabatan dan persaudaraan kita semua, walau kita
belum diberi kesempatan untuk bertatap muka. Kali ini saya menggagas
Poetry-Jam, semacam arena saling berbaklas puisi di antara kita...

Aturannya, saya atau anda akan mengunggah puisi, misalnya say unggah puisi yang berjudul Malaikat yang Jatuh Cinta, anda bisa membalas dengan menulis puisi yang bertemakan Malaikan, Cinta, atau8 Jatuh Cinta....Siapa tahu, setelah terkumpul banyak bisa dibukukan sebagai sebuah antologi bersama....

MALAIKAT YANG JATUH CINTA

setelah senja yang ketiga, dekat kaldera yang menyala

sang malaikat pun jatuh cinta kepada perempuan buta,

yang selalu berjalan sambil menggumamkan doa .

beri mereka seribu musim lagi, agar bunga harapan

tumbuh dari tanah kelabu, setelah magma jadikan

semua yang hijau sekering dahan .”

binatang ternak yang menjelma diorama kelabu

alam desa terentang dalam imaji batu membeku

sementara penghuninya sibuk menyaring kata-kata

pada harap sembuhkan luka yang menganga

sang malaikat yang selalu mendengar tawa sorga

jatuh hati pada ratap tangis yang letih melata

hujan yang membawa semua pekat hitam

mengerat dendam ke dalam sisa malam

perempuan buta yang selalu gumamkan doa

rajin menanam kembang di tepian telaga

yang tak henti mengalirkan air mata

sungguh aku tak sanggup, maafkan aku,

karena hidup adalah perjalanan pilu

yang menetes dari sela jentera waktu “

setelah senja yang ke lima, dari tepian kaldera

sang malaikat merasakan hati yang merana

dunia ternyata lebih sepi dari sorga

  • - 30 november 2010, menjelang sore
  • di sebuah warnet, setelah membaca sajak
  • Surat Kepada Malaikat karya Nugroho Suksmanto

DIMAS ARIKA MIHARDJA

(Membalas Poetry Jam Heru Emka)



POETRY JAM: SAYAP MALAIKAT DAN PEREMPUAN BUTA

re-kreasi (penciptaan kembali) dan responsi puisi "Malaikat yang Jatuh Cinta" karya Heru Emka

sorga? terasa lebih sepi bagi perempuan buta.

usai keluar dari ruang pengakuan dosa

ia berusaha keras menggerakkan sayapnya

tak bisa. tak leluasa mengipas udara bertuba

ia kembali bersimpuh di bumi yang lepuh

kedua sayapnya lunglai

"tuan Tuhan ya?" tanyanya sembari meraba

lelaki perkasa berwajah kaktus itu. lelaki itu pun diam saja

"tuan Tuhankah?" bisik perempuan buta itu

"tolong, kuatkan sayapku," pintanya

lelaki perkasa berwajah kaktus itu lalu pergi

meninggalkan perempuan buta bersayap patah

"ya, Tuhan, telah kutunaikan kewajiban dan tugasku

mengasuh anak-anak lasak itu. mereka, anak-anak itu

telah melepaskan anak panah tepat di mataku. kini aku

tak kuasa melihat, tetapi aku masih punya mata hati.

usaplah sayap-sayapku ya, Tuhanku, kembali terbang

di luas Hatimu. biarlah aku tetap buta, tetapi kuatkan sayap-sayap

cintaku hanya terbang di keluasan Cakrawala"

bengkel puisi swadaya mandiri jambi, 2010


MUH. RAIN DAN POETRY JAMNYA YANG MEMBUAT FARADINA IZDIHARY GERAH


POETRY-JAM: PEREMPUAN DIBUTA CINTA DUNIA

(*Menyambut Kayuh Ajakan Berbalas Puisi yang Digagas Heru Emka)

dibuta cinta dunia perempuan tak ada harga

seonggok daging membusuk tanpa sisa kelak di neraka

sepenuh cermin ia dandani senjata tubuhnya

lukisan raga sebagai peri bertongkat magic bikini

memarun pipi mekar digoda waktu

sekujur tubuh diguyur gerayang mata lelaki

alam tanpa sadar datang menjajakan aroma syahwat menggawat

sepi senyap tanpa rasa malu barang secuil

menjadi malaikat berpenuh ia berserah tanpa syarat pada harta dunia

perempuan dibutakan cinta dunia

berpeluh gelut sepanjang usia

mencandai hasrat pemuas nafsu hewani para lelaki

nyalinya dari kamus setan berliur busuk dosa

geriap jemarinya mencapai api-api yang membakarjilat ajakan iman berpenuh adab

di surga dunia ia berkubang gelisah libido tanpa arah

membinalkan manusia tipis iman

menjauhlah wahai para lelaki suci

jangan biarkan kalian menantang kodrat akhirat

tempat segala buat dimintakan tanggung jawab

jangan sampai tak selamat.

Aceh-Indonesia, 4 Desember 2010.




FARADINA IZDIHARY TERSINGGUNG



hihihi serius aku suka. tp aku paling benci aa pun yg menyudutkan kaumku!

Mas Rain. larikmu!

"di surga dunia ia berkubang gelisah libido tanpa arah

membinalkan manusia tipis iman
...
menjauhlah wahai para lelaki suci

jangan biarkan kalian menantang kodrat akhirat"

Tampak sekali di sini puisi Anda TIDAK ADIL bagi perempuan? Sepertinya kebejatan itu hanya terjadi "Karena perempuan"? Sedang lelakinya SUCI? HOHOHOHO bagaimana bisa!

LAWAN!!! setiap penyudutan perempuan, dari sejenis maupun yg tak sejenis.



PROOOOOSEEEESS

(Komen Versi Dimas Arika Mihardja)



Melihat Poerty Jam yang Muh. Rain buat ditanggapi secara kursial oleh beberapa sahabat akun fb Muh. Rain, selanjutnya menghadirkan Sajak yang juga banyak mendapat sorotan sebab seolah mampu meredakan keriuhan yang menurut beberapa sahabat fb Muh. Rain rada Kursial...



Berikut ini Sajak Tandingannya:





LELAKI BUKAN MALAIKAT

*(Sajak Pembanding terhadap Sajak (Poetry-Jam): PEREMPUAN DIBUTA CINTA DUNIA)

: Faradina Izdhihary

kekar tubuh lelaki menentang tak surut nyali

lawan kepalsuan kata-kata bersayapnya

sebab lelaki bukan malaikat

bukan tuhan tempat simpuh kau menyembah

perempuan tak dapat ikut dan patuh kepada kesesatan pengaku memimpin

di busung dadanya lagu pongah belati menikam kemalasan

kejantanan suka dielu-elu angin iming

tapi kalian para perempuan jangan lekas cemburu

acuh dan beri sentuhan hidupmu paling bersahaja

lelaki itu akan runtuh kepak sayapnya

minta disusui menetek diluas dada kemaafanmu

mereka pandai memutar akal tanpa timbang rasa

kerap tak perdulikan surga di bawah kaki kalian perempuan yang dipanggil ibu

ketika tuhan menyoal amanah bagaimana perempuan telah dijag a

maka para munafik yang menelantarkan kaum ibu akan rasakan cambuk api neraka

dera dan siksa sebagai pengendali arah yang telah salah

lelaki bukan malaikat bermata lembut

ia dapat menjadi lembut sebab leguh nafsu belaka

setelas puas perempuan ditinggalkan

sungguh alangkah bakhil kaum adam

jika kerab lupa akan kewajiban

bisa memimpin diri sendiri

belum tentu bisa memimpin perempuan

berjagalah dari jerat rayu lelaki

sebab kesucianmu maha abadi

kekal berpantas menghuni surga.

Aceh-Indonesia, 5 Desember 2010.





BEBERAPA KOMEN HANGAT YANG TURUT MEMUNCULKAN PERHATIAN UMUM DI LAMAN AKUN FB MUH. RAIN





EYANG ERRY AMANDA ERRY A BERAPRESIASI TERHADAP POETRY JAM MUH. RAIN





Saya cuma ingin mengomentari sederhana saja, sangat sederhana:
1. jika ingin cepat terkenal, TEBAS SAJA KEPALA POLISI pasti masuk teve.
2, Bunuh secara masive seluruh perempuan di dunia, habisi seluruhnya, apakah semua lelaki bakal masuk surga?

-----------------
Saya mengerti yang dimaksud puisi di atas. Saya juga menulis makalah kecil masalah dekadensi moral, sexonomi, sexovirtual, disorientasi seks, postsex hingga saya pergunakan code placentalis dlm tulisan The Orphan Society, namun saya tidak mendiskreditkan perepmual secara general (kaum) namun lebih bermuara pada terbentuknya dekonstruksi moral sosial tersebut. Perlukah anak2 dusun pake bikini untuk menawarkan jasa pemuas libido lelaki atau lelaki itu sendiri yang memberikan peluang untuk melakukannya?

Puisi bebas memang, mau nulis apa saja, namun kebebasan itu punya kaidah2 penghormatan yang disebut etika moral. Dalam sajak saya Cleopatra saya juga sangat vulgar, bicara selangkangan. Namun jika mau cermat mnenelisik secara sejarah (mithos sekali pun) dalam tulisan saya tersebut sama sekalai saya tridak menyalahkan wanita (dlm simbol perempuan).

Tulisan M. Rain memang nampak parsial kelompok kejahatan seks (seolah) namun bagi poembaca awam bahkan bagi mereka yang bergerak menyoal gender (kesamaan hak) justru akan menjadi muara krusial.

setahu saya, dalam sejarah sex abuse dari jaman ke jaman, dari masa peranbg pake senjata batu, senjata tajam hingga senjata kimia, kejahatan seks bukan lataran banyaknya pelacur namun justru nafsu binatang lelaki itu sendiri. Tengok, berapa perempuan2 Irak yang melahirkan bayi yang tidak diinginkan lantaran kejahatan seks dalam perang. Dari sisi ini Rasul ketika berperanbg melawan pendholiman, beliau m,emberlakukan nikah mut'ah (yang sebelumnya dikenal sebagai pnikah dalam hukum promeskuitet

Adakah kasus dua putra Adam yang merebuntkan saudarinya sendiri dikarenakan putri Adam ini pamer aurat?

terakhir: jika lelaki dinisbatkan sebagai dua pemimpin bagi perempuan (dalam Islam) sebagai Amirul dan Umaroh, benarkah kebejatan perempuan (jika itu disebuty sebagai biang kebejatan) murni lahir dari perempuan itu sendiri? Atau kita dengan bangga menyebut AWAL DOSA MANUSIA KARENA BUJUK SITI HAWA? Lantas bagaimana dengan peran setan?

Jika sebagai pemimpin, sejauh mana sang pemimpin membentengi kelemahan yang dipimpin?

Jangan2 kita juga akan lantang meneriakkan, nanti di surga para lelaki akan mendapatkan bidadari2 cancik sebagai istri2nya -- dan istri2 dunia semua tak ada yang masuk surga, semua dibakar habis di neraka - sehingga harus digantikan oleh bidadari2 tsb. Jika logika nalae Descartes ini dipergunakan sebagai postulat tafsir kalam, saya menganggapnya sebagai inferioritas.

Dalam sastra bukan hanya menyoal indahnya suatu kalimat atau kata yang terikat oleh estetika, namun juga harus sangat mempertimbangkan nilai2 normatif manusia dan kemanusiaannya manusia.

Tulisan ini tidak berpretensi membela siapa pun. Juga tidak membincang tehnik penulisan sastra (puisi), sebab jujur, saya awam tentang hal ini, saya hanya membincang dampak dari suatu pesan, baik itu easy, features, berita, novel dan sejenisnya, semua punya tanggung jawab moral terhadap nilai2, sebab di jagad ini taka ada yang bernama BEBAS NILAI.

satu tambahan lagi:
saya bukan PENENTANG UU PRONOGRAFI -- dlm The Orphan Society (makalah saya yg saya sebutkan di atas) justru di sama saya sangat menentang thd mereka yg menentang UU tersebut. Sebagai analog kerusakan tata moral dan kebeba...san seks di kalangan remaja, Jepang sebagai proyrksi percontohan (para belai menentang adanya hubungan bearakhir pada perkawinan, alias lebih menerima untuk hidup kumpul kebo).

Untuk menarik simpul dari hancurnya tata moral (khususnya masalah seks) seharusnya tidak bersifat mengenarilasi (contoh sedehana adalah ketika Allah menegur umatNya, khususnya untuk laki2 thd wanita) pada surat al Falaq.
semoga dunia seni benar2 menjadi kerangka dasar sejumlah nilai kehidupan yang harmoini dan cantik seperti akar sastra itu sendiri, yakni Filsafat.


salam dan dengan do'a

DARMA MOHAMMAD MENUNTUT PULA BANDINGAN POETRY JAM MUH. RAIN YANG LEBIH PAS MENURUT VERSINYA

Berikut komennya:...

Sdr RMR (Rain Muh Rain) : Sdr harus menulis sebuah lagi puisi berjudul 'LELAKI DIBUTA CINTA DUNIA'. Sambutan terhadap puisi anda hangat sekali. Saya suka membaca komen-komen anda semua. Wassalam.

KITA TUNGGU PULA PERJALAN POETRY JAM BERIKUTNYA... SALAM SASTRA DUNIA MAYA... HE.. HE.. HE..


(Dikupas kembali lewat Blog ini untuk menjadi pembelajaran bermakna tentang POETRY JAM)..
Semoga Bermanfaat.



5 Desember 2010.


Hujan Sastra Muh. Rain Blogspot

Sabtu, 04 Desember 2010

SAPA SASTRA MUH. RAIN BLOG

Tak salah Sahabat memilih BLOG SASTRA MUH. RAIN ini, sebab di sini kita dapat berbagi segala hal yang berkaitan dengan kesusastraan Indonesia, membaca puisi pilihan Muhrain, Menemukan cerpen menarik, Publikasi Teater Indonesia dan bahkan siapa pun yang sedia mengkritisi karya-karya kita bersama ini, tentu pula dengan tangan terbuka Muhrain terima. Selamat bergabung dan tersenyumlah untuk sastra kita. Salam Sastra Selalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar